Postingan

Menampilkan postingan dari Maret, 2018

kitab-suci-allah-swt-taurat-zabur-injil-alquran-kitab-suci-agama-islam-yang-wajib-diimani-kaum-muslim

kitab-suci-allah-swt-taurat-zabur-injil-alquran-kitab-suci-agama-islam-yang-wajib-diimani-kaum-muslim Dalam agama Islam dikenal empat buah kitab yang wajib kita percaya serta kita imani. Jumlah kitab suci sebenarnya tidak dijelaskan dalam Alquran dan juga dalam Hadis. Selain dari kitab Allah yang diturunkan melalui rosul melalui malaikat jibril, kita juga bisa berpedoman pada hadist nabi Muhammah SAW dan sahifah-sahifah / suhuf / lembaran firman Allah SWT yang diturunkan pada nabi Adam, Ibrahim dan Musa AS. Percaya pada kitab-kitab Allah SWT hukumnya adalah wajib 'ain atau wajib bagi seluruh warga muslimin di seluruh dunia. Dilihat dari pengertian atau arti definisi, kitab Allah SWT adalah kitab suci yang merupakan wahyu yang diturunkan oleh Allah SWT melalui rasul-rasulnya untuk dijadikan pedoman hidup umat manusia sepanjang masa. Orang yang mengingkari serta tidak percaya kepada Alquran disebut orang-orang yang murtad. Daftar kitab Allah SWT beser

Rasul yang menerima Kitab Al-Qur'an (Bahasa Arab)

Rasul yang menerima Kitab Al-Qur'an (Bahasa Arab) Al-Qur'an adalah kitab suci terlengkap dan abadi sepanjang masa karena Allah swt yang akan menjaganya. Al-Qur'an diturunkan oleh Allah swt kepada Nabi Muhammad SAW yang merupakan Nabi terakhir. Bahasa yang digunakan dalam Al-Qur'an adalah Bahasa Arab. Al-Qur'an ini merupakan pedoman dan petunjuk bagi seluruh umat manusia sampai hari kiamat nanti supaya dapat menjalankan kehidupan di dunia ini dan mendapatkan kebahagiaan di dunia dan di akhirat. Oleh karena itu sebagai muslim kita harus membaca, memahami dan mengamalkan ayat-ayat dalam Al-Qur'an. Kita juga tidak boleh ragu terhadap Al-Qur'an karena Allah swt berfirman dalam Q.S. Al-Baqarah ayat 2 yang artinya : 2:2. Kitab (Al Qur'an) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertakwa, Selain empat kita tersebut (Taurat, Zabur, Injil dan Al-Qur'an), Allah swt juga telah menurunkan suhuf. Suhuf ini berasal dari kata sah

Rasul yang menerima kita Injil (Bahasa Suryani)

Rasul yang menerima kita Injil (Bahasa Suryani) Kitab Injil diturunkan oleh Allah swt kepada Nabi Isa a.s, sekita abad pertama masehi didaerah Yarusalem (israel). Bahasa yang digunakan dalam kitab Injil adalah Bahasa Suryani. Kitab Injil berisi ajaran pokok yang hampir sama dengan kitab-kitab sebelumnya, akan etapi sebagian menghapus hukum-hukum yang terrtera dalam Kitab Taurat yang tidak sesuai pada zaman itu sehingga kitaab Injil yang aslitidak diketahui keberadaanya. Seperti yang telah Allah swt firmankan dalam Q.S. Al - Ma'idah ayat 46 yang artinya : 5:46. Dan Kami iringkan jejak mereka (nabi-nabi Bani Israel) dengan Isa putra Maryam, membenarkan kitab yang sebelumnya, yaitu: Taurat. Dan Kami telah memberikan kepadanya Kitab Injil sedang di dalamnya (ada) petunjuk dan cahaya (yang menerangi), dan membenarkan kitab yang sebelumnya, yaitu Kitab Taurat. Dan menjadi petunjuk serta pengajaran untuk orang-orang yang bertakwa. sumber dari :  http://www.kitapunya

Rasul yang menerima kitab Zabur

Rasul yang menerima kitab Zabur Kitab zabut diturunkan oleh Allah swt kepada Nabi Daud a.s.  Kitab Zabur ini turun sekitar abad ke 10 sebelum Masehi di daerah Yerusalem (Israel). Kitab Zabur ini berisi ajaran pokok tentang zikir, nasihat, dan hikmah, tidak memuat hukum-hukum syariat. Kitab zabur merupakan petunjuk bagi umat Nabi Daud a.s. agar bertauhid atau mengesakan Allah swt (hanya menyembah Allah swt). Allah swt berfirman yang artinya : 17:55. Dan Tuhanmu lebih mengetahui siapa yang (ada) di langit dan di bumi. Dan sesungguhnya telah Kami lebihkan sebagian nabi-nabi itu atas sebagian (yang lain), dan kami berikan Zabur (kepada) Daud. sumber dari :  http://www.kitapunya.net/2015/08/kitab-kitab-allah-swt-dan-rasul-yang-menerimanya.html

Rasul yang menerima kitab Taurat

 Rasul yang menerima kitab Taurat Kitab Taurat diwahyukan oleh Allah swt kepada Nabi Musa as di Bukit Tursina (Mesir) sekitar abad ke 12 sebelum Masehi. Kitab taurat memiliki ajaran pokok tentang akidah (tauhid) dan hkum-hukum syariat. Kitab ini diturunkan sebagai pedoman hidup bagi bani Israil. Bahasa yang digunakan daam kitab Taurat adalah bahasa Ibrani. Seperti firman Allah swt dalam Quran Surat Al-Maidah ayat 44 yang artinya : 5:44. Sesungguhnya Kami telah menurunkan Kitab Taurat di dalamnya (ada) petunjuk dan cahaya (yang menerangi), yang dengan Kitab itu diputuskan perkara orang-orang Yahudi oleh nabi-nabi yang menyerah diri kepada Allah, oleh orang-orang alim mereka dan pendeta-pendeta mereka, disebabkan mereka diperintahkan memelihara kitab-kitab Allah dan mereka menjadi saksi terhadapnya...  Dalam arti penggalan ayat 44 Surat Al-Maidah diatas dijelaskan bahwa Allah swt telah menurunkan (mewahyukan) kitab Taurat kepada Nabi Musa as, sebagai petunjuk dan c

Nama-nama Kitab Allah dan Rasul yang Menerimanya

Nama-nama Kitab Allah dan Rasul yang Menerimanya 1 Nama-nama Kitab Allah dan Rasul yang Menerimanya Kitab berasal dari bahasa Arab yang artinya sesuatu yang ditulis. Kitabullah adalah ketentuan-ketentuan Allah SWT. Kitab-kitab yang telah Allah turunkan ada empat. a. Taurat, kitab yang diturunkan kepada Nabi Musa AS. b. Zabur, kitab yang diturunkan kepada Nabi Daud AS. c. Injil, kitab yang diturunkan kepada Nabi Isa AS. d. Al-Quran, yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW. 2 Al-Quran Kitab Suci terakhir Iman kepada kitab Allah artinya meyakini bahwa Allah SWT telah menurunkan fiman-Nya melalui kitab yang diturunkan kepada nabida rasul. Al-Quran adalah kitab suci terakhir yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW. Al-Quran diturunkan secara berangsur-angsur selama 22 tahun, 2 bulan, 22 hari. Surah Al-Quran yang diturunkan di kota Mekkah disebut surah Makkiyah, sedangkan surah yang diturunkan di Madinah disebut Madaniyah. Ciri-ciri surah Makkiyah: – Sur

Waqaf

Waqaf ( وقف ) Hukum bacaan Waqaf dari sudut bahasa mempunyai arti berhenti atau menahan, apabila dari sudut istilah tajwid mempunyai arti menghentikan bacaan sejenak dgn memutuskan suara di akhir perkataan utk bernapas dengan niat ingin menyambungkan kembali bacaan. Terdapat empat jenis waqaf yaitu: – ﺗﺂﻡّ (taamm) – waqaf sempurna yaitu mewaqafkan atau memberhentikan pada suatu bacaan yg di baca secara sempurna, tidak memutuskan di tengah-tengah ayat atau bacaan, dan tidak mempengaruhi arti dari bacaan tersebut karena tdk mempunyai kaitan dgn bacaan atau ayat yang sebelumnya maupun yang sesudahnya. – ﻛﺎﻒ (kaaf) – waqaf memadai yaitu mewaqafkan atau memberhentikan pada suatu bacaan secara sempurna, tdk memutuskan di tengah-tengah ayat atau bacaan, namun ayat tersebut masih berkaitan makna dan arti dari ayat sesudahnya. – ﺣﺴﻦ (Hasan) – waqaf baik yaitu mewaqafkan bacaan atau ayat tanpa mempengaruhi makna atau arti, namun bacaan tersebut masih berkaitan dgn bacaan sesu

Hukum Bacaan Tajwid (Qalqalah)

Hukum Bacaan Tajwid (Qalqalah) Hukum Qalqalah ( ﻗﻠﻘﻠﻪ ) yaitu bacaan pada huruf-huruf qalqalah dengan bunyi seakan-akan berdetik atau memantul. Huruf qalqalah ada lima yaitu qaf ( ق ), tha ( ط ), ba’ ( ب ), jim ( ج ), dan dal ( د ). Qalqalah terbagi menjadi dua jenis: – Qalqalah kecil yaitu jika salah satu dari huruf qalqalah itu berbaris mati dan baris matinya adlh asli karena harakat sukun dan bukan karena waqaf. Contoh: ﻴَﻄْﻤَﻌُﻮﻥَ , ﻴَﺪْﻋُﻮﻥَ – Qalqalah besar yaitu jika salah satu dari huruf qalqalah itu dimatikan karena waqaf atau berhenti. Dlm keadaan ini, qalqalah dilakukan apabila bacaan di waqafkan tetapi tdk di qalqalahkan apabila bacaan diteruskan.       sumber dari :  http://www.duniahq.com/2016/04/hukum-bacaan-tajwid-beserta-contohnya.html

Hukum Bacaan Tajwid (ra’)

Hukum Bacaan Tajwid (ra’) Hukum ra’ adalah hukum bagaimana membunyikan huruf ra’ di dlm bacaan. Terdapat tiga cara yaitu kasar atau tebal, halus atau tipis, atau harus dikasarkan dan ditipiskan. * Bacaan ra’ ini harus di kasarkan apabila: 1. huruf ra’ yg mempunyai harakat atas atau fathah. Contoh: ﺭَﺑﱢﻨَﺎ 2. huruf ra’ yg berbaris mati atau mempunyai harakat sukun dan huruf sebelumnya berbaris atas atau fathah. Contoh: ﻭَﺍﻻَﺭْﺽ 3. huruf Ra’ berbaris mati yg huruf sebelumnya berbaris bawah atau kasrah. Contoh: ٱﺭْﺟِﻌُﻮْﺍ 4.huruf Ra’ berbaris mati dan sebelumnya huruf yg berbaris bawah atau kasrah tetapi ra’ tadi bertemu dgn huruf isti’la’. Contoh: ﻣِﺮْﺻَﺎﺪ * Bacaan ra’ yg harus di tipiskan adalah apabila: 1. huruf ra’ yg berbaris bawah atau kasrah. Contoh: ﺭِﺟَﺎﻝٌ 2. huruf ra’ yg sebelumnya terdapat mad lain Contoh: ﺧَﻴْﺮٌ 3. huruf Ra’ mati yg sebelumnya juga huruf berbaris bawah atau kasrah tetapi tidak berjumpa dgn huruf isti’la’. Contoh: ﻓِﺮْﻋَﻮ

Hukum Bacaan Tajwid (mad)

Hukum Bacaan Tajwid (mad) Hukum bacaan Mad yg mempunyai arti yaitu melanjutkan atau melebihkan. Dari segi istilah Ulama tajwid dan ahli bacaan, mad bermakna memanjangkan suara dengan lanjutan menurut kedudukan salah satu dari huruf mad. Terdapat dua bagian mad, yaitu mad asli dan mad far’i. Terdapat tiga huruf mad yaitu alif, wau, dan ya’ dan huruf tersebut haruslah berbaris mati atau saktah. Panjang pendeknya bacaan mad diukur dengan menggunakan harakat.       sumber dari :  http://www.duniahq.com/2016/04/hukum-bacaan-tajwid-beserta-contohnya.html

Hukum Bacaan Tajwid (idgham)

Hukum Bacaan Tajwid (idgham) Hukum Idgham ( ﺎﻡﻏﺩﺇ ) adalah berpadu atau bercampur antara dua huruf atau memasukkan satu huruf ke dalam huruf yg lain. Oleh karena itu bacaan idgham harus dilafazkan dgn cara meleburkan suatu huruf kepada huruf setelahnya. Ada tiga jenis idgham yaitu: – Idgham mutamathilain ( ﺇﺩﻏﺎﻡ ﻣﺘﻤﺎﺛﻠﻴﻦ – yang serupa) adalah bertemunya antara dua huruf yg sama sifat dan makhrajnya (tempat keluarnya) dal bertemu dal dan sebagainya. Hukumnya adalah wajib utk di idghamkan. Contoh: ﻗَﺪ ﺩَﺨَﻠُﻮاْ . – Idgham mutaqaribain ( ﺇﺩﻏﺎﻡ ﻣﺘﻘﺎﺭﺑﻴﻦ – yang hampir) adalah bertemunya dua huruf yg sifat dan makhrajnya hampir sama, seperti ba’ bertemu mim, qaf bertemu kaf dan tha’ bertemu dzal. Contoh: ﻧَﺨْﻠُﻘڪُﻢْ – Idgham mutajanisain ( ﺇﺩﻏﺎﻡ ﻣﺘﺠﺎﻧﺴﻴﻦ – yang sejenis) adalah bertemunya antara dua huruf yg sama makhrajnya akan tetapi tdk sama sifatnya seperti ta’ dan tha, lam dan ra’ serta dzal dan zha.       sumber dari :  http://www.duniahq.com/2016/04/huku

Hukum Bacaan Tajwid (alif lam ma’rifah)

Hukum Bacaan Tajwid (alif lam ma’rifah) Hukum bacaan Alif lam ma’rifah yaitu apabila dua huruf yang di tambah pada akhir atau awal dari kata yang mempunyai arti nama atau isim. Ada dua jenis alif lam ma’rifah yaitu qamariah dan syamsiah. – Alif lam qamariah yaitu lam yang diikuti oleh 14 huruf hijaiah, seperti: ‘ain ( ع ), ghain ( غ ),  alif/hamzah( ء ), ba’ ( ب ), jim ( ج ), ha’ ( ح ), kha’ ( خ ), fa’ ( ف ), qaf ( ق ), kaf ( ك ), mim ( م ), wau ( و ), ha’ ( ﮬ ) dan ya’ ( ي ). Hukum alif lam qamariah diambil dari bahasa arab yaitu al qamar ( ﺍﻟﻘﻤﺮ ) yang artinya adalah bulan. Maka dari itu, cara membaca alif lam ini adalah dibacakan secara jelas tanpa meleburkan bacaannya. line-height: 18pt; margin-bottom: 0.0001pt; vertical-align: baseline;"> – Alif lam syamsiah yaitu lam yang diikuti oleh 14 huruf hijaiah seperti: ta’ ( ت ), tha’ ( ث ), dal ( د ), dzal ( ذ ), ra’ ( ر ), zai ( ز ), sin ( س ), syin ( ش ), sod ( ص ), dhod ( ض ), tho ( ط ), zho ( ظ ), lam ( ل ) da

Hukum Bacaan Tajwid (mim mati)

Hukum Bacaan Tajwid (mim mati) Selain hukum nun mati dan tanwin adapula hukum bacaan tajwid lainnya dalam mempelajari dan membaca Al Quran yaitu Hukum mim mati, yang disebut hukum mim mati jika bertemu dgn huruf mim mati ( مْ ) yang bertemu dgn huruf hijaiyah tertentu. Berikut contoh ayatnya, yang diberi tanda warna  (biru : ikhfa syafawi), ( merah : idgham mimi), (hijau : izhar  syafawi).       SUMBER DARI :  http://www.duniahq.com/2016/04/hukum-bacaan-tajwid-beserta-contohnya.html

Hukum Bacaan Tajwid Beserta Contohnya

Gambar
Hukum Bacaan Tajwid Beserta Contohnya Hukum bacaan tajwid beserta contohnya-ketika kita membaca Al quran tidaklah sama dengan membaca koran, kita di wajibkan juga untuk bisa mengenal dan memahami tanda baca dalam tiap kalimat yang ada pada Al quran. Ilmu tajwid sangat penting, karena kalau kita tidak bisa memahami ilmu jadwid ini maka kemungkinan kita salah arti sangat besar. Sebenarnya kegunaan tajwid ini adalah untuk mengetahui panjang atau pendek, melafazkan dan hukum dalam membaca al quran. Pengertian Tajwid ( تجويد ) secara harfiah mempunyai arti melakukan sesuatu dengan baik dan indah atau bagus dan membaguskan, tajwid ini berasal dari kata bahasa arab yaitu ” Jawwada ” ( جوّد - يجوّد - تجويدا ). Tajwid dalam ilmu Qiraah mempunyai arti mengeluarkan huruf dari tempatnya dgn memberikan sifat-sifat yang dimilikinya. Jadi kesimpulan dari ilmu tajwid ini adalah suatu ilmu yang mempelajari bagaimana cara melafazkan atau mengucapkan huruf-huruf yang terdapat dalam kitab suc

HUKUM BACAAN ALIF LAM

 HUKUM BACAAN ALIF LAM Dalam ilmu tajwid dikenal hukum bacaan alif lam ( ال ). Hukum bacaan alim lam  ( ال) menyatakan bahwa apabila huruf alim lam ( ال ) bertemu dengan huruf-huruf hijaiyah, maka cara membaca huruf alif lam ( ال ) tersebut terbagi atas dua macam, yaitu alif lam ( ال ) syamsiyah dan alif lam ( ال ) qamariyah 1. Pengertian hukum bacaan “Al” Syamsiyah. “Al” Syamsiyah adalah “Al” atau alif lam mati yang bertemu dengan salah satu huruf syamsiyah dan dibacanya lebur/idghom (bunyi “al’ tidak dibaca). Huruf-huruf tersebut adalah       ت ث د ذ ر ز س ش ص ض ط ظ ل ن Ciri-ciri hukum bacaan “Al” Syamsiyah: a. Dibacanya dileburkan/idghom b. Ada tanda tasydid/syiddah ( ) di atas huruf yang terletak setelah alif lam mati => الـــّ Contoh: وَالشَّمْسِ     يَوْمُ الدِّيْنِ     وَالضُّحَى     2. Pengertian hukum bacaan “Al” Qamariyah “Al” Qamariyah adalah “Al” atau alif lam mati yang bertemu dengan salah satu huruf qamariyah dan dibacanya jelas/izhar. Huruf-huruf

Hukum Bacaan Maad

Gambar
Hukum Bacaan Maad Arti dari mad adalah memanjangkan suara suatu bacaan. Huruf mad ada tiga yaitu : ا  و ي Jenis mad terbagi 2 macam, yaitu : 1. Mad Ashli / mad thobi’i Mad Ashli / mad thobi’I terjadi apabila : - huruf berbaris fathah bertemu dengan alif - huruf berbaris kasroh bertemu dengan ya mati - huruf berbaris dhommah bertemu dengan wawu mati Panjangnya adalah 1 alif atau dua harokat. contoh :  2. Mad far’i Adapun jenis mad far’i ini terdiri dari 13 macam, yaitu : 1) Mad Wajib Muttashil Yaitu setiap mad thobi’i bertemu dengan hamzah dalam satu kata. Panjangnya adalah 5 harokat atau 2,5 alif. (harokat = ketukan/panjang setiap suara) Contoh :   2) Mad Jaiz Munfashil Yaitu setiap mad thobi’i bertemu dengan hamzah dalam kata yang berbeda. Panjangnya adalah 2, 4, atau 6 harokat (1, 2, atau 3 alif). Contoh :   3) Mad Aridh Lisukuun Yaitu setiap mad thobi’i bertemu dengan huruf hidup dalam satu kalimat dan dibaca waqof (berhenti). Panjangnya ad